Minggu, 15 Desember 2019

Protista mirip Hewan (Protozoa)

Protista merupakan kelompok mikroorganisme eukariotik, belum terdapat diferensiasi jaringan, dan menunjukkan kemiripan morfologi dan fisiologi dengan hewan, tumbuhan, atau jamur.
Kebanyakan Protista adalah organisme uniseluler mikroskopis, namun ada pula yang multiseluler atau berkoloni dengan banyak sel.
Koloni Protista dapat membentuk organisasi sel yang menyerupai organisme tingkat tinggi. Kamu dapat mengamati Protista dengan mudah menggunakan mikroskop cahaya karena panjangnya mencapai 5 μm – 3 mm.
Tidak semua Protista berukuran mikroskopis, jenis ganggang cokelat dapat mencapai panjang 60 meter atau lebih. Beberapa kelompok Protista dapat bergerak bebas (motil), sedangkan yang lain hidup menetap selamanya atau pada periode tertentu dari siklus hidupnya. Banyak kelompok yang dapat membentuk spora atau kista jika lingkungan tidak menguntungkan.
Protista ada yang bersifat autotrof dan ada yang heterotrof. Protista autotrof memperoleh makanan dari fotosintesis, sedangkan yang heterotrof memperoleh makanan dari organisme lain. Beberapa jenis diketahui dapat hidup sebagai autotrof dan heterotrof sekaligus.
Semua Protista dapat berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner.
Sebagian Protista juga dapat berkembang biak secara seksual dengan konjugasi. Protista dikelompokkan menjadi Protista menyerupai tumbuhan meliputi kelompok ganggang eukariotik, Protista menyerupai hewan yang disebut Protozoa, dan Protista mirip jamur meliputi kelompok jamur lendir.
Berikut ini akan diuraikan mengenai protista mirip hewan atau disebut juga protozoa.

Protista mirip hewan ( PROTOZOA)
Protista menyerupai hewan meliputi kelompok Protozoa. Protozoa merupakan Protista eukariotik, bersel tunggal, mempunyai kemampuan bergerak pada tingkatan tertentu dalam daur hidupnya, serta tidak mempunyai dinding sel.
Habitat Protozoa adalah di perairan sebagai zooplankton dan di tempat-tempat yang lembab. Kebanyakan Protozoa bersifat heterotrof, makanannya dicerna dalam vakuola makanan yang mengandung enzim pencernaan. Saat ini telah dikenal lebih dari 65.000 jenis, hampir setengahnya telah berupa fosil. Sekitar 10.000 di antaranya merupakan parasit. Ukuran dan bentuk Protozoa beragam, beberapa jenis bersifat polimorfik (bentuknya berbeda pada tingkatan yang berbeda dalam daur hidupnya). Protozoa mikroskopis panjangnya hanya sekitar 10 mikrometer, sedangkan Protozoa
yang besar mencapai panjang 2 mm sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Sel Protozoa dibungkus oleh membran sitoplasma tanpa adanya dinding sel. Umumnya nukleus berjumlah satu, namun banyak ditemukan Protozoa yang multinukleat hampir di sepanjang siklus hidupnya. Pada Ciliata terdapat nukleus yang berukuran besar (makronukleus) yang mengendalikan metabolisme dan pertumbuhan dan nukleus berukuran kecil (mikronukleus) yang berperan dalam reproduksi.
Sitoplasma mengandung granula glikogen, bermacam-macam minyak, dan vakuola. Selain vakuola makanan, beberapa jenis mempunyai vakuola kontraktil untuk mengeluarkan kelebihan air. Beberapa jenis mempunyai lapisan ektoplasma yang dapat membentuk butir-butir pasir yang terikat pada zat kitin, kalsium karbonat, dan silika.
Protozoa berkembang biak dengan aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual berlangsung dengan pembelahan sel. Reproduksi seksual dilakukan dengan konjugasi, misalnya pada Ciliata. Beberapa Protozoa parasit mempunyai daur hidup yang rumit, melibatkan berbagai jenis inang yang berbeda.
Peranan Protozoa dalam kehidupan adalah sebagai berikut.
1. Merupakan bagian penting dalam rantai makanan pada komunitas lingkungan akuatik.
2. Mengendalikan pertumbuhan bakteri dan membantu mengurai sisa-sisa zat organik.
3. Menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.

Klasifikasi Protista mirip hewan ( Protozoa ).
Protozoa dibagi menjadi empat filum berdasarkan alat geraknya yaitu flagel, pseudopodia, silia, dan sporozoa.

1. Mastigophora atau Flagellata
Flagellata meliputi sekitar 1500 jenis Protozoa yang semuanya mempunyai alat gerak flagela. Semua jenis dalam kelompok ini berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri secara membujur. Beberapa jenis Flagellata bersimbiosis dengan organisme lain, misalnya Oikomonas synsyanotica dan
Amphisolenia bersimbiosis dengan Cyanobacteria.
Jenis yang lain bersifat parasit yang mengifeksi manusia dan menimbulkan penyakit pada alat kelamin, usus, dan penyakit sistemik.
Perhatikan beberapa contoh Flagellata berikut ini.
a. Giardia lamblia merupakan Protozoa usus yang dapat menyebabkan disentri dan diare, terutama ditemukan dalam usus dua belas jari. Ditularkan melalui makanan atau minuman yang tercemar atau kontak dari tangan ke mulut.
b. Tricomonas vaginalis menimbulkan peradangan pada vagina, ditandai dengan keluarnya cairan disertai rasa panas seperti terbakar dan rasa gatal.
c. Tricomonas homini hidup di dalam alat pencernaan, tidak patogen.
d. Tricomonas foetus menyebabkan abortus spontan pada ternak.
e. Leishmania tropica menyebabkan leishmaniasis yaitu menyebabkan leiso (luka patologis) pada kulit atau organ pencernaan.
f. Trypanosoma gambiense menyebabkan penyakit tidur pada manusia.

2. Sarcodina atau Rhizopoda
Saat ini telah diketahui sekitar 40.000 jenis Sarcodina, yaitu Protozoa yang bentuknya tidak tetap, selalu berubah-ubah. Sarcodina meliputi ratusan jenis Amoeba yang hidup di air tawar, air asin, di tanah yang lembab, dan beberapa jenis hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia.
Beberapa Sarcodina mempunyai pelindung berupa testa, misalnya Foraminifera dan Radiolaria yang hidup di laut. Sarcodina yang hidup di air tawar mempunyai vakuola kontraktil untuk membuang kelebihan air di dalam sel. Beberapa jenis dapat membentuk sista jika lingkungan tidak menguntungkan.
Sel Sarcodina dilindungi oleh sebuah membran tipis, di bagian luarnya terdapat lapisan tipis yang agak kaku disebut ektoplasma.
Ektoplasma berfungsi sebagai tempat ekskresi dan tempat pertukaran gas, yaitu masuknya oksigen dan keluarnya karbon dioksida. Di sebelah dalam membran sel terdapat sitoplasma bergranuler dan nukleus yang berbentuk lonjong. Semua Sarcodina menggunakan kaki semu atau pseudopodia yang berupa perluasan protoplasma untuk bergerak dan menelan partikel makanan dengan fagositosis. Gerak dengan penjuluran sitoplasma membentuk kaki semu disebut gerak amoeboid. Makanan yang
masuk segera dilingkupi oleh membran yang kemudian membentuk vakuola. Kemudian enzim dikeluarkan ke vakuola makanan untuk mencerna makanan menjadi zat-zat yang dapat digunakan oleh sel. Sisa makanan yang tak dapat dicerna (dihancurkan) dikeluarkan melalui ektoplasma. Setelah melewati masa pertumbuhan, Amoeba bereproduksi dengan cara membelah diri menjadi dua sel anak yang sama. Proses ini disebut pembelahan biner.
Perhatikan beberapa contoh Sarcodina berikut ini.
a. Amoeba, setidaknya ada enam jenis Amoeba yang bersifat parasit di dalam tubuh manusia. Amoeba yang paling penting adalah Entamoeba histolytica yang dapat menyebabkan penyakit amoebiasis dan disentri yang sering berakibat fatal. Entamoeba gingivalis hidup dalam mulut manusia dan Entamoeba coli menghuni usus manusia namun tidak bersifat patogen.

b. Foraminifera, meliputi lebih dari 30.000 jenis yang telah diketahui, sebagian diantaranya merupakan fosil. Foraminifera menyerupai Amoeba yang hidup di laut tetapi mempunyai cangkang pelindung yang disebut testa.
Kebanyakan testa berdinding rapat, namun ada pula yang berpori. Bentuk testa bermacam-macam, ada yang seperti tabung sederhana hingga yang berbentuk bilik spiral. Ukurannya rata-rata hanya 0,05 cm namun ada yang mencapai 8 cm. Foraminifera bergerak dengan pseudopodia kecil yang muncul pada bagian testa yang terbuka yang disebut apertur. Pada testa yang berpori, pseudopodia
menjulur melalui pori-pori ini. Foraminifera berkembang biak secara seksual dan aseksual. Seluruh sitoplasma digunakan untuk membentuk sel anak sehingga sel induk mati setelah berkembang biak. Foraminifera yang ada yang hidup di dasar laut dan ada yang mengapung di permukaan laut menyusun plankton. Makanan utamanya adalah bakteri dan diatom. Jika mati, cangkang testanya tenggelam dan berkumpul membentuk tanah globigerina (diambil dari nama Globigerinidae, yaitu salah satu familia dari Foraminifera yang paling melimpah). Piramida di Mesir dibuat dari tanah
Foraminifera yang dilapisi dengan granit. Para ahli geologi juga mempelajari endapan cangkang Foraminifera sebagai petunjuk lokasi ditemukannya cadangan minyak bumi.
c. Radiolaria, bersifat uniseluler seperti amoeba namun dilengkapi dengan eksoskeleton yang rumit disebut testa. Testa berfungsi sebagai pelindung. Biasanya berbentuk bulat simetris yang lebarnya dapat mencapai beberapa milimeter.
Umumnya terbuat dari silika dan sering mempunyai tonjolan-tonjolan keluar. Testa berpori yang digunakan untuk menjulurkan pseudopodia guna mencari makan. Sitoplasma Radiolaria mengandung banyak vakuola yang membantu untuk tetap mengapung di perairan. Radiolaria berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan inti yang diikuti pemisahan sitoplasma dan sebagian testa. Radiolaria yang mati cangkangnya tenggelam dan mengendap membentuk lapisan tanah radiolaria di dasar laut dalam.

3. Ciliata
Terdapat sekitar 8.000 jenis Ciliata yang bergerak dengan struktur menyerupai rambut yang disebut silia, kebanyakan hidup di perairan air tawar. Ciliata dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan distribusi silia, yaitu silia pada sebagian sel saja dan silia yang menyelimuti seluruh bagian sel. Silia berfungsi untuk bergerak dan menimbulkan efek pusaran air yang membantu memperoleh makanan berupa bakteri dan ganggang mikroskopis.
Semua Ciliata mempunyai vakuola kontraktil untuk mengatur tekanan osmosis sel. Beberapa Ciliata mempunyai dua nukleus di dalam satu sel, yaitu makronukleus yang berperan dalam metabolisme dan reproduksi aseksual, dan mikronukleus yang berperan dalam reproduksi seksual. Ciliata bereproduksi dengan pembelahan biner dan konjugasi dua sel yang melibatkan mikronukleus. Konjugasi tidak menghasilkan sel anak yang baru, tetapi setelah melakukan konjugasi, sel membelah menghasilkan empat sel anak yang identik yang lebih mampu bertahan hidup terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan. Kebanyakan Ciliata hidup bersimbiosis komensalisme di dalam perut herbivora. Ciliata juga bersifat parasit di dalam usus manusia (Balantidium coli) yang
menyebabkan luka (inflamasi) yang disebut balantidiasis.
Ciliata dibagi menjadi empat kelompok: Holotricha (berenang bebas, misalnya Paramecium), Suctoria (mempunyai tentakel dan biasanya hidup melekat pada substrat), Peritricha (biasanya berbentuk seperti bola yang berkoloni), dan Spirotricha (berbentuk seperti terompet yaitu Stentor dan
Euplotes). Perhatikan beberapa contoh Ciliata berikut ini.
a. Balantidium coli merupakan Protozoa parasit yang menyebabkan penyakit diare berdarah pada manusia, hidup dalam saluran pencernaan Vertebrata.
b. Paramecium sering disebut binatang sandal karena bentuk selnya menyerupai sandal. Merupakan organisme sel tunggal yang panjangnya biasanya kurang dari 0,25 mm. Paramecium mempunyai dua nukleus, nukleus yang besar disebut makronukleus dan dua buah nukleus yang kecil disebut
mikronukleus. Tanpa makronukleus Paramecium tidak dapat hidup dan tanpa mikronukleus Paramecium tidak dapat berkembang biak. Perkembangbiakan dilakukan secara aseksual dengan pembelahan binar. Kadang-kadang juga berkembang biak secara seksual dengan konjugasi.
Paramecium ditemukan melimpah di genangan air tawar hampir di seluruh dunia. Beberapa spesies Paramecium ditemukan hidup di laut. Paramecium caudatum merupakan salah satu jenis Paramecium air tawar yang banyak digunakan untuk penelitian.

c. Stentor, Didinium, Vorticella, dan Stylonichia merupakan contoh Ciliata yang hidup di perairan air tawar.

4. Sporozoa
Terdapat 4.000 jenis Sporozoa yang sebagian besar hidup sebagai parasit pada hewan. Bentuk dewasanya tidak mempunyai alat untuk bergerak. Banyak Sporozoa yang mempunyai daur hidup yang rumit, pada fase tertentu hidup pada suatu inang dan pada fase yang lain hidup pada inang yang
berbeda. Dalam daur hidupnya menunjukkan adanya pergiliran keturunan antara fase vegetatif dan generatif. Sporozoa yang belum dewasa disebut sporosit yang mudah berpindah-pindah mengikuti aliran darah. Semua Sporozoa membetuk spora berdinding tebal ketika berada pada tahap zigot.
Sporozoa menyebabkan penyakit pada manusia, misalnya toksoplasma dan malaria.
a. Toksoplasma disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Gejala penyakit tergantung pada tempat infeksi.
b. Malaria disebabkan oleh Plasmodium yang menginfeksi hati dan sel-sel darah merah. Inang Plasmodium adalah nyamuk Anopheles betina tempat berlangsungnya reproduksi seksual.
Diketahui ada empat jenis Plasmodium.
1) Plasmodium vivax menyebabkan malaria tersiana tak ganas (demam tiap 48 jam).
2) Plasmodium ovale menyebabkan malaria tersiana tak ganas dengan gejala seperti disebabkan oleh Plasmodium vivax.
3) Plasmodium malariae menyebabkan malaria kuartana tak ganas (demam tiap 72 jam).
4) Plasmodium falciparum menyebabkan malaria tersiana ganas (demam tak teratur, jika tidak segera ditangani dapat menjadi fatal).
Daur hidup Plasmodium meliputi siklus reproduksi seksual dengan inang nyamuk dan siklus reproduksi aseksual dalam tubuh manusia. Infeksi dimulai ketika nyamuk pembawa memasukkan
partikel parasit (disebut sporosit) bersamaan dengan kelenjar saliva yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah ke dalam sistem peredaran darah tubuh manusia. Ketika sporosit masuk ke dalam hati, dimulailah reproduksi aseksual (pembelahan ektoeritrositik) selama 7 sampai 14 hari yang menghasilkan 10.000 sampai 30.000 sel anak yang disebut merozoit yang menyerang sel darah merah. Di dalam sel darah merah merozoit membelah lagi secara aseksual (pembelahan eritrositik) yang menghasilkan antara 8 sampai 16 merozoit setiap 48 atau 72 jam tergantung dari jenis
Plasmodium. Merosoit dilepaskan bersamaan dengan pecahnya sel darah merah yang siap untuk menginfeksi sel darah merah yang lain.
Bersamaan dengan itu juga dikeluarkan senyawa racun yang  dihasilkan merozoit sehingga penderita merasakan demam.
Beberapa merozoit membentuk gametosit jantan dan betina yang dapat masuk ke dalam tubuh nyamuk ketika menggigit penderita.
Di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina, Plasmodium melengkapi siklus hidupnya dengan reproduksi seksual. Pembuahan berlangsung di dalam usus nyamuk yang menghasilkan zigot. Zigot tumbuh menjadi sporosit dan sporosit inilah yang kemudian ditularkan ke penderita baru.
Beberapa jenis Plasmodium yang lain diketahui dapat menginfeksi primata, rodensia, burung, dan kadal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Klasifikasi Dunia Hewan ( Kingdom Animalia )

Kingdom Animalia meliputi berbagai jenis hewan yang mempunyai ciri, bentuk, ukuran, dan struktur tubuh yang sangat beragam. Hewan mempun...