Keanekaragaman
Hayati di Indonesia
Indonesia merupakan negara
kepulauan yang terletak di daerah
tropis. Berada di antara dua benua, Asia dan Australia, merupakan negara
kepulauan yang terdiri dari tujuh belas ribu pulau. Indonesia juga dikenal sebagai salah
satu negara megabiodiversitasdi dunia, karena memiliki keanekaragaman jenis
hayati yang tinggi. Indonesia merupakan pusat keanekaragaman hayati yang kedua
terbesar di dunia, yakni setelah Brazil. Hutan hujan tropiskita kaya akan flora
dan fauna serta memiliki tingkat endemismeyang tinggi. Begitu pula de ngan
kekayaan terumbu karangdi laut Indonesia yang merupakan pusat keanekaragaman
yang tertinggi di dunia. Perkiraan jumlah spesies utama yang ada di Indonesia
dapat kalian lihat pada Tabel 6.1, mencakup mulai dari berbagai jenis
mikrorganisme sampai mammalia.
Tabel 6.1 Perkiraan Jumlah Spesies Utama di Indonesia
Kelompok Hayati
|
Di Indonesia
|
Seluruh dunia
|
Bakteri, ganggang hijau-biru
|
300
|
4.700
|
Jamur
|
12.000
|
47.000
|
Rumput laut
|
1.800
|
21.000
|
Lumut
|
1.500
|
16.000
|
Paku-pakuan
|
1.250
|
13.000
|
Tanaman berbunga
|
25.000
|
250.000
|
Serangga
|
250.000
|
750.000
|
Moluska
|
20.000
|
50.000
|
Ikan
|
8.500
|
19.000
|
Amfibia
|
1.000
|
4.200
|
Reptilia
|
2.000
|
6.300
|
Burung
|
1.500
|
9.200
|
Mammalia
|
500
|
4.170
|
Sumber: KLH, 1989 dalam Moeljopawiro,
2001, hlm.4
Tingginya keanekaragaman
hayati di Indonesia didukung oleh
beberapa hal.
Wilayah Indonesia terletak
pada tiga kawasan biogeografi , yaitu Oriental
, peralihan dan Australia, sehingga Indonesia memiliki sebagian kekayaan jenis
hayati Asia, peralihan antara dua kawasan asia australia dan sebagian jenis hayati Australia sebagai modal keanekaragaman jenis yang
dimiliki.
Indonesia merupakan negara
kepulauan yang memiliki berbagai tipe topografi yang dapat berfungsi sebagai
penghalang perpindahan anggota berbagai
jenis hayati atau memiliki faktor alam yang khas sehingga memungkinkan
terbentuknya anak jenis serta jenis baru dari modal jenis yang telah ada. Indonesia terletak di daerah
tropik yang merupakan salah satu sasaran
migrasi satwa dari belahan bumi utara serta belahan bumi selatan sehingga Indonesia mendapat tambahan
kekayaan jenis hayati dari perilaku
migrasi.
Wilayah Indonesia yang terdiri
dari beribu-ribu pulau dibagi menjadi 3 wilayah utama, yaitu Indonesia bagian
barat, tengah, dan timur. Masing-masing
wilayah tersebut memiliki berbagai jenis makhluk hidup
dengan persebaran yang khas. Misalnya, hutan di Kalimantan memiliki
jenis tumbuhan yang paling banyak dibandingkan hutan-hutan di daerah lainnya.
Dengan demikian, kalian bisa menemukan jenis
tumbuhan tertentu yang tidak kalian temukan di luar Kalimantan. Sedangkan
hutan-hutan di Jawa, Sunda, Sulawesi, dan Maluku merupakan daerah yang memiliki
tumbuhan lebih sedikit dibandingkan dengan hutan di Kalimantan.
Indonesia memiliki kurang lebih 47 ekosistem alami yang berbeda, mulai
dari ekosistem salju abadi di Puncak
Pegunungan Jaya Wijaya sampai berbagai macam ekosistem hutan dataran rendah di Kalimantan dan padang rumput
di Sumbawa. Ada juga ekosistem danau yang dalam hingga rawa-rawa yang dangkal.
Di daerah pesisir juga dijumpai ekosistem terumbu karang dan hutan bakau
(mangrove).
Persebaran
Tumbuhan ( Flora ) di Indonesia
Hutan hujan tropis di
Indonesia kaya akan berbagai jenis tumbuhan. Tumbuhan di Indonesia tergolong
tumbuhan Malesiana. Tumbuhan
Malesiana merupakan jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di beberapa daerah, yaitu di Sumatra,
Kalimantan, dan Filipina bagian utara.
Contoh tumbuhan tersebut adalah meranti, palem, dan salak.
Terdapat pula tumbuhan khas
Malesiana yang menarik, yaitu Rafflesia
arnoldii. Tumbuhan yang juga dikenal dengan sebutan bunga bangkai ini hanya
bisa ditemukan di Aceh dan Bengkulu, jadi sifatnya endemis.
Selain Rafflesia arnoldii di
Sumatra, tanaman endemik juga ditemukan di Papua, yaitu ratu sulur (Strong ylodon). Papua juga memiliki pohon yang khas yang disebut matoa (Pometia pinnata). Bentuk buah matoa seperti kelengkeng, tetapi
lebih besar dan buahnya membentuk
rangkaian seperti anggur, berkulit tipis, dan kuat.
Berbagai daerah lain di
Indonesia juga memiliki jenis tumbuhan
yang khas. Kelompok meranti (Shorea
spp.) dan rotan (Calamus caesius)
merupakan jenis yang khas dari hutan di Kalimantan. Sedang kan pohon jati (Tectona grandis), mahoni (Swietenia mahagoni), dan Kenari (Canarium commune) banyak ditemukan di Pulau Jawa. Contoh lain adalah salak (Salacca edulis) yang banyak tumbuh di
Yogyakarta, Bali, dan Banjarnegara, serta durian (Durio zibethinus) yang banyak tumbuh di Pulau Jawa dan Sumatra.
Persebaran Hewan (
Fauna ) di Indonesia
Secara geografis, wilayah
Indonesia dilewati Garis Wallace dan
Garis Weber. Garis-garis khayal
tersebut menunjukkan adanya perbedaan persebaran hewan (fauna) di Indonesia.
Garis Wallace dan Weber
membagi wilayah Indonesia menjadi 3
bagian, yaitu daerah di sebelah barat Garis Wallace, daerah di sebelah
timur Garis Weber, dan daerah di antara keduanya.
Masing-masing daerah tersebut
memiliki berbagai jenis hewan yang khas.
Perhatikan peta berikut !
Daerah di sebelah barat garis Wallace meliputi Pulau Sumatera,
Jawa, dan Kalimantan memiliki berbagai jenis fauna Oriental (Asiatis). Jenis-jenis fauna tersebut adalah gajah,
tapir, badak bercula satu, harimau Sumatera, orang utan, kera bekantan, dan
beruang madu.
Tipe fauna Oriental dicirikan dengan hewan menyusui yang
berukuran besar, berbagai macam kera, dan ikan air tawar.
Di wilayah sebelah timur Garis
Weber hidup fauna Australian yaitu berbagai jenis burung dengan warna bulu
yang menyolok, misalnya kasuari, cendrawasih, nuri, dan parkit. Ada pula
merpati berjambul dan beberapa jenis
hewan berkantung, misalnya kanguru pohon. Jenis
fauna yang lain adalah komodo, babirusa, dan kuskus.
Daerah di antara dua Garis Wallace
dan Weber merupakan zona peralihan atau wilayah Wallacea. Semakin ke timur dari Garis Wallace, jumlah fauna
oriental semakin berkurang. Sebaliknya, semakin ke barat dari Garis Weber,
fauna Australian semakin berkurang. Dengan demikian, marsupialia dapat
ditemukan di daerah Wallacea dan burung pelatuk oriental juga dapat dijumpai di
sebelah timur Wallacea .
Sementara itu, hewan-hewan
oriental misalnya burung hantu, bajing, dan babi melintasi Garis Wallace sampai
ke Sulawesi. Hewan Australian yang lain misalnya anoa, maleo, dan tarsius.
Kalau dicermati, fauna yang
ada di Bali berbeda jauh dengan fauna yang
ada di Lombok, walaupun kedua pulau tersebut hanya dipisahkan oleh selat yang
hanya berjarak sekitar 30 km. Di Bali ditemukan hewan oriental bajing dan
harimau, tetapi hewan ini tidak menyebar ke Lombok. Sedangkan di Lombok
ditemukan burung pemakan madu yang tidak ditemukan di Bali (fauna Australian).
Contoh lainnya yaitu di Sulawesi ditemukan hewan Australian Oposom dan burung
kakak tua (fauna Australian), namun kedua hewan tersebut tidak ditemukan di
Kalimantan.
Terlepas dari tipe asiatis, tipe australian, maupun
peralihan, beberapa hewan tersebut adalah hewan-hewan khas Indonesia.
Beberapa jenis fauna asli Indonesia yang
saat ini terancam punah adalah orang utan (endemik di Sumatra dan Kalimantan),
komodo (endemik di Pulau Komodo), badak bercula satu (endemik di Ujung Kulon,
Jawa Barat), dan anoa (endemik di Sulawesi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar