Senin, 03 Februari 2020

Klasifikasi Tumbuhan ( Plantae )

Semua organisme dalam Regnum Plantae atau tumbuhan selnya bersifat eukariotik, multiseluler yang mempunyai ciri khusus yaitu bersifat fotoautotrof (memperoleh makanan dengan fotosintesis yang memanfaatkan sumber energi dari matahari), tumbuh secara tak terbatas (mempunyai bagian yang sel-selnya selalu aktif membelah yaitu daerah meristem), selnya mempunyai dinding yang kaku terbuat dari selulosa, tidak mempunyai organ gerak aktif, tidak mempunyai sistem saraf dan indra, serta menunjukkan pergantian generasi antara haploid dan diploid dalam daur hidupnya.
Generasi diploid dikenal sebagai sporofit dan generasi haploid dikenal sebagai gametofit yang menghasilkan sel-sel gamet. Sel-sel tumbuhan telah mengalami diferensiasi sempurna membentuk jaringan yang menyusun organ akar, batang, dan daun sejati.
Ukuran tumbuhan bervariasi. Kita dapat menemukan tumbuhan yang berukuran hanya beberapa milimeter hingga mencapai tinggi lebih dari 90 meter. Diperkirakan ada 300.000 hingga 350.000 jenis tumbuhan. Sampai dengan tahun 2004, 287.655 jenis telah diidentifikasi, 258.650 jenis merupakan tumbuhan berbunga dan sekitar 15.000 jenis termasuk tumbuhan lumut.
Tumbuhan mempunyai pigmen yang berperan sebagai pusat fotosintesis (klorofil a, klorofil b, dan karotenoid), sehingga bersifat autotrof dan menyimpan cadangan makanan dalam bentuk pati/amilum/zat tepung. Hanya ada sedikit tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga hidup sebagai parasit pada organisme lain. Oleh karena itu tumbuhan memegang peranan penting dalam menjaga kelangsungan kehidupan di bumi karena rantai makanan diawali oleh tumbuhan hijau sebagai produsen. Semua energi yang digunakan oleh makhluk hidup dihasilkan oleh tumbuhan hijau melalui fotosintesis. Selain itu fotosintesis juga menghasilkan oksigen yang penting bagi semua makhluk hidup.
Regnum Plantae meliputi tiga kelompok tumbuhan yaitu tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji (Spermatophyta).
Berdasarkan ada tidaknya jaringan pengangkut, tumbuhan dibedakan menjadi dua golongan yaitu tumbuhan nonvaskular (Atracheophyta) dan tumbuhan vaskular (Tracheophyta). Tumbuhan nonvaskular belum mempunyai berkas pengangkut yang sesungguhnya, meliputi berbagai jenis lumut. Tumbuhan vaskular sudah memiliki xilem dan floem sebagai alat pengangkutan. Di samping itu sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati (kormus) sehingga sering disebut sebagai tumbuhan berkormus. Berdasarkan alat perkembangbiakannya, tumbuhan berpembuluh dapat dibedakan menjadi tumbuhan berspora (Sporophyta)  dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta).

Tumbuhan Lumut ( Bryophyta )
Tumbuhan lumut meliputi tiga divisi yaitu Hepatophyta, Bryophyta, dan Anthocerophyta. Umumnya berukuran kecil antara 1 – 10 cm atau lebih. Semua lumut tidak menghasilkan bunga atau biji, sebagai gantinya lumut menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakannya.
Ciri-Ciri Lumut
Lumut belum/tidak memiliki berkas pembuluh sejati (jaringan pengangkut air dan makanan tidak dapat dibedakan menjadi xilem dan floem). Organ penyerap hara dan organ fotosintetik dapat dibedakan dengan mudah, namun belum memiliki akar dan daun sejati. Organ penyerap haranya adalah rizoid. Daun terdiri dari beberapa lapis sel yang disebut mikrofil, umumnya tersusun rapat menutupi batang. Lumut tingkat tinggi telah memiliki sel-sel khusus yang mengangkut air yang diserap dari dalam tanah yang menyerupai xylem. Semua lumut bersifat fotoautotrof yaitu memperoleh makanan dengan fotosintesis karena daunnya mempunyai kloroplas yang mengandung klorofil a, klorofil b, dan karotenoid.
Lumut tidak mempunyai lapisan kutikula yang mencegah kehilangan air, sehingga lumut menghendaki habitat yang lembab atau basah, tidak terpapar sinar matahari langsung, baik di atas tanah, bebatuan, atau di kulit pepohonan, Beberapa jenis beradaptasi sebagai tumbuhan air, sedang jenis yang lain tumbuh pada musim basah dan menjadi dorman ketika musim kering.
Meskipun dapat ditemukan hampir di semua tempat, namun tidak ditemukan lumut yang hidup di laut. Tumbuhan lumut sering disebut tumbuhan pelopor, karena dapat tumbuh di suatu tempat yang tidak dapat ditumbuhi jenis tumbuhan lain. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi lumut dan tumbuhan yang lain.
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan. Beberapa spesies Sphagnum dapat digunakan sebagai obat kulit dan mata dan untuk membuat media tanam dalam budidaya tanaman secara hidroponik. Di Florida lumut Fontias antipyretica yang hidup di sungai yang alirannya tenang sering digunakan untuk
membantu memadamkan kobaran api karena daunnya dapat menyimpan banyak air.
Daur Hidup Lumut
Dalam hidupnya lumut mengalami pergiliran keturunan antara generasi gametofit dan generasi sporofit. Generasi gametofit (bersifat haploid) lebih menonjol dibandingkan generasi sporofit.
Lumut yang sehari-hari Kita lihat adalah generasi gametofitnya. Pada fase ini lumut membentuk struktur batang dan daun, melakukan fotosintesis, membentuk organ reproduksi/gametangia (anteridium dan arkegonium), gamet, dan spora.
Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu (monoisous atau autoisous) dan jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua (dioisous) sehingga terdapat lumut jantan dan betina. Generasi sporofit memperoleh makanan dari generasi gametofit, sehingga hidupnya tergantung pada generasi gametofit.
Siklus hidup lumut dimulai ketika spora berkecambah menghasilkan protonema. Protonema kemudian tumbuh dan berdiferensiasi membentuk rizoid, batang, dan mikrofil. Dari ujung batang berkembang organ reproduksi. Organ reproduksi betina disebut arkegonia yang dilindungi oleh modifikasi daun yang disebut perisaeta. Organ reproduksi jantan disebut anteridium yang ditutupi oleh modifikasi daun yang disebut
perigonium. Arkegonium menghasilkan sel telur atau ovum dan anteridium menghasilkan sperma yang berflagela dua. Sperma kemudian berenang untuk membuahi sel telur. Pembuahan ini hanya dapat berlangsung bila lingkungannya basah atau berair.
Gerakan sperma ke arah sel telur berupakan gerak kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur. Hasil pembuahan membentuk zigot yang kemudian tumbuh memjadi sporofit yang bersifat haploid.
Ketika sporofit masak (menjadi dewasa, yaitu berumur antara ¼ – ½ tahun) akan membentuk tangkai panjang (disebut seta) yang ujungnya berupa kapsul yang disebut sporogonium. Di dalam kapsul, setiap sel induk spora membelah menghasilkan empat spora yang berkumpul membentuk tetrad. Ketika spora telah masak, kapsul pelindungnya pecah dan spora dibebaskan.
Spora kemudian dilepaskan yang dapat berkecambah dan memulai siklus hidup lumut lagi. Secara singkat daur hidup lumut dapat Kita amati pada bagan berikut

Klasifikasi Lumut
Tumbuhan lumut meliputi tiga divisi yaitu lumut hati (Hepatophyta), lumut daun (Bryophyta), dan lumut tanduk (Anthocerophyta).
a. Divisi Hepatophyta
Hepatophyta meliputi sekitar 8.000 jenis yang kebanyakan hidup di tempat lembab seperti pada batang pohon, tanah, atau batu cadas. Lumut ini membentuk massa berupa lembaran dengan tepi yang terbelah-belah (disebut talus) yang berbentuk seperti hati. Pada beberapa jenis, talus ini membentuk daun sehingga lumut hati dapat dibedakan
menjadi lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun (sering disebut lumut sisik).
Contoh lumut hati bertalus yaitu Marchantia polymorpha, M. berteroana, Ricciocarpus natans, R. frostii. Lumut hati berdaun misalnya Porella.

b. Divisi Bryophyta
Meliputi sekitar 14.000 jenis lumut daun yang dibagi menjadi tiga ordo yaitu Bryales, Sphagnales, dan Andreales.
Lumut daun lebih mudah dikenali karena sering dijumpai di tempat yang agak terbuka. Semua lumut daun mempunyai batang dan daun semu yang berdiri tegak. Pada ujung batang terdapat alat perkembangbiakan generatif yaitu anteridium dan arkegonium. Contoh dari ordo Bryales adalah Juniperinum sp, Polytricum sp, Pogonatum sp, dan Funaria sp.
Dari ordo Shpagnales misalnya Sphagnum fimbriatum, S. acutilfolium, S. squarrosum dan S. ruppinense. Semua jenis Sphagnum sering dinamakan lumut gambut dan dapat disterilkan untuk digunakan sebagai pengganti kapas.

c. Divisi Anthocerophyta
Divisi Anthocerophyta meliputi sekitar 300 jenis lumut yang kebanyakan tumbuh tanpa daun. Banyak ditemukan hidup di tanah lembab sepanjang aliran sungai. Generasi
gametofitnya berbentuk pipih seperti cuping yang bentuknya tak beraturan. Contohnya adalah Anthoceros sp.

Tumbuhan Paku ( Pteridophyta)
Tumbuhan paku-pakuan (atau disingkat tumbuhan paku, dikenal pula sebagai pakis) telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya.
Sebagai gantinya tumbuhan paku menghasilkan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya sehingga tumbuhan paku sering disebut kormofita berspora.
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui sekitar 10.000 (diperkirakan 3.000 diantaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas. Tumbuhan paku ada yang hidup sebagai saprofit dan ada pula sebagai epifit. Paku menyukai tempat lembab (higrofit), dari kawasan pantai sampai di daerah pegunungan tinggi.
1. Ciri-Ciri Tumbuhan Paku
Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa pohon (paku pohon, biasanya tidak bercabang), epifit, mengapung di air, atau hidrofit. Biasanya tumbuhan paku berupa terna dengan rizoma yang menjalar di tanah atau pohon yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi, dapat mencapai tinggi 6 m). Daun yang masih muda selalu menggulung sebagai ciri khas tumbuhan paku. Daun paku hampir selalu berupa daun majemuk. Sering dijumpai tumbuhan paku hidup mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar yang luas dan menekan tumbuhan yang lain.
Akar tumbuhan paku berupa akar serabut. Pada akar paku, xilem terdapat di tengah dikelilingi floem membentuk berkas pembuluh angkut yang konsentris. Batangnya jarang tumbuh tegak di atas tanah, kecuali pada paku tiang (Alsopila sp. Dan Cyathea sp.). Batang paku kebanyakan berupa rhizoma. Tipe berkas pembuluh angkut batang sama dengan akar, yaitu tipe konsentris. Daun tumbuhan paku terdiri dari jenis yaitu daun yang khusus untuk asimilasi disebut tropofil dan daun yang khusus menghasilkan spora disebut sporofil. Pada bagian bawah sporofil terdapat bulatan kecil berwarna coklat yang disebut
sorus. Setiap sorus terdiri atas banyak sporangium adalah kotak spora. Indusium adalah selaput yang melindungi sorus muda.
Selain berkumpul pada sorus, sporangium juga ditemukan pada strobilus dan sporokarp. Strobilus berbentuk kerucut, misalnya pada Selaginella sp. sedangkan sporokarp merupakan sporangium yang dibungkus badan buah, misalnya pada Marsilea sp. dan
Azolla sp. Pada sporangium terdapat sel berbentuk cincin yang disebut annulus yang sensitif terhadap kelembaban udara. Annulus berfungsi untuk mengeluarkan dan menyebarkan spora yang telah masak yaitu ketika keadaan udara panas dan kering.
2. Daur Hidup Paku
Daur hidup tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan yang terdiri dari dua fase utama yaitu gametofit dan sporofit.
Tumbuhan paku yang Kita amati sehari-hari merupakan fase sporofit yang menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalium, yaitu tumbuhan kecil berupa
lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, akar berupa rizoid, tidak berbatang, dan tidak berdaun. Protalium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Protalium menghasilkan anteridium yaitu organ penghasil sperma atau sel kelamin jantan dan arkegonium yaitu organ penghasil ovum atau sel telur.
Agar terjadi pembuahan, lingkungan harus berair sebagai media sperma berpindah menuju ovum. Ovum yang dibuahi berkembang menjadi zigot, kemudian tumbuh menjadi tumbuhan paku baru. Perhatikan daur hidup paku berikut ini !

Berdasarkan spora yang dihasilkan dikenal 3 jenis tumbuhan paku, yaitu sebagai berikut.
a. Paku homospor atau isospor, menghasilkan satu jenis spora saja, misalnya paku kawat (Lycopodium clavatum). 

b. Paku heterospor, menghasilkan dua jenis spora yang berbeda ukurannya. Spora yang kecil disebut mikrospora yang berjenis jantan, dan spora yang besar disebut makrospora
yang berjenis betina. Hasil fertilisasi ovum oleh sperma menghasilkan zigot yang dapat tumbuh menghasilkan tumbuhan paku. Misalnya paku rane (Selaginella wildenowii) dan semanggi (Marsilea crenata). Perhatikan daur hidup paku heterospor berikut.


c. Paku peralihan, menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama (isospora) tetapi sebagian jantan dan sebagian betina (heterospora), misalnya paku ekor kuda (Equisetum debile).

Klasifikasi Tumbuhan Paku
Dahulu semua kormofita berspora dimasukkan dalam Pteridophyta. Jadi Pterydophyta meliputi berbagai jenis pakis (kelas Filicinae), paku ekor kuda (Equisetinae), paku rane dan paku kawat (Lycopodiinae), Psilotum (Psilotinae), serta Isoetes (Isoetinae). Namun pengujian secara molekular menunjukkan bahwa kelompok-kelompok paku tersebut mempunyai banyak perbedaan atau berkerabat jauh, sehingga setiap kelompok
kemudian dimasukkan dalam divisi yang berbeda.
Tumbuhan paku dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a. Divisi Psilophyta
Merupakan kelompok paku yang paling primitif, yaitu belum mempunyai struktur akar (berupa rizoma) dan sebagian besar belum mempunyai daun. Sporangium terletak di ketiak daun. Contohnya adalah Psilotum nudum.
b. Divisi Lycopodophyta
Mempunyai daun kecil-kecil atau berbentuk jarum atau sisik. Batangnya seperti kawat yang bercabang-cabang. Contohnya Lycopodium clavatum yang digunakan sebagai obat-obatan, Lycopodium cernuum yang digunakan sebagai karangan bunga, dan Selaginella.
c. Divisi Equisetophyta
Hidup di pegunungan atau rawa-rawa. Mempunyai rhizoma yang menjalar. Batangnya mengandung zat kersik yang dapat digunakan sebagai penggosok logam. Daunnya menyerupai jarum dan tersusun dalam suatu lingkaran. Contohnya adalah rumput betung (Equisetum debile).
d. Divisi Pteridophyta
Pteridophyta dianggap paku sejati atau paku benar. Ada yang hidup di darat dan ada pula yang hidup di air. Bentuk daun lebar, kedudukan daun menyirip, dan tulang daunnya jelas
terlihat. Daun muda menggulung dan sorus terletak di bawah permukaan daun. Contohnya adalah paku pohon (Cyanthea) paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum), suplir (Adiantum cuneatum), semanggi (Marsilea crenata), dan paku air (Azolla pinnata).
Manfaat Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku mempunyai beberapa manfaat yaitu sebagai berikut.

a. Sebagai tanaman hias:
1) Platycerium bifurcatum (paku tanduk rusa),
2) Asplenium nidus (paku sarang burung),
3) Adiantum cuneatum (suplir),
4) Selaginella wildenowii (paku rane).

b. Sebagai bahan penghasil obat-obatan:
1) Asipidium filix-mas,
2) Lycopodium clavatum.

c. Sebagai sayuran:
1) Marsilea crenata (semanggi),
2) Salvinia natans (paku sampan atau kiambang).
d. Sebagai pupuk hijau, yaitu Azolla pinnata karena bersimbiosis dengan Anabaena azollae (salah satu jenis ganggang biru) sehingga mampu menambat nitrogen dari
udara bebas.

Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)
Tumbuhan berbiji mempunyai alat perkembangbiakan generatif berupa biji. Oleh karena itu sering disebut tumbuhan kormofita berbiji. Biji dihasilkan dari organ bunga sehingga
tumbuhan berbiji juga disebut tumbuhan berbunga (Anthophyta). Tumbuhan berbiji dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama berdasarkan letak bakal bijinya, yaitu
Gymnospermae dan Angiospermae.

Tumbuhan Biji Terbuka (Gymnospermae)
Kelompok tumbuhan ini mempunyai ciri khas bakal bijinya tidak dilindungi oleh satu atau beberapa daun buah. Jadi bakal bijinya kelihatan dari luar. Gymnospermae merupakan
tumbuhan heterospor, yaitu menghasilkan dua jenis spora yang berlainan berupa mikrospora dan megaspora. Mikrospora menghasilkan serbuk sari. Kita perlu mengetahui bahwa beberapa jenis Gymnospermae menghasilkan sel sperma (serbuk sari) berflagela yang diwarisi dari nenek moyangnya yang hidup di habitat akuatik. Bandingkan dengan tumbuhan lumut dan paku. Megaspora dibentuk di dalam megasporangium, kemudian berkecambah membentuk gametofit betina. Megasporangium dan gametofit betina ini disebut bakal biji. Jika terjadi pembuahan, akan terbentuk embrio yang dilapisi kulit biji. Biji yang dihasilkan biasanya mengalami masa istirahat sebelum berkecambah membentuk tumbuhan baru.
Gymnospermae meliputi beberapa kelompok tumbuhan purba yang telah punah dan kelompok yang masih bertahan hidup hingga sekarang. Gymnospermae purba misalnya
Pteridospermae (tumbuhan seperti paku tetapi menghasilkan biji), Bnnetittales, dan Cordaitales. Gymnopermae yang masih hidup sampai saat ini meliputi berbagai tumbuhan yang dikelompokkan menjadi 4 divisi yaitu Cycadophyta, Ginkgophyta, Pinophyta, dan Gnetophyta.

Divisi Cycadophyta
Terdiri dari sekitar 185 spesies. Batangnya tidak bercabang, daun-daun majemuk tersusun sebagai tajuk di pucuk batang yang memanjang. Habitus (perawakan) menyerupai pohon
palem. Beberapa jenis memiliki pohon amat pendek, jenis yang lain dapat mencapai tinggi 9 meter, tetapi kebanyakan tingginya sekitar 2 meter.
Semua anggota Cycadophyta berumah dua. Strobilus yang dihasilkan berukuran besar
namun rata-rata reproduksinya rendah. Penyerbukan sering dibantu oleh serangga yang tertarik dengan aroma yang dihasilkan strobilus jantan dan betina. Beberapa jenis
ditanam sebagai tanaman hias. Contoh: Zamia sp. dan Cycas rumphii (pakis haji).
divisi Ginkgophyta
Kelompok tumbuhan ini hanya diwakili oleh satu jenis yang masih hidup yaitu Ginkgo biloba. Tumbuhan asli daratan Cina ini merupakan tumbuhan purba yang berhasil bertahan hidup hingga saat ini. Tumbuhan ini dibudidayakan sebagai peneduh atau tanaman hias dan sebagai bahan obat-obatan.
Orang Cina memanfaatkan tanaman Ginkgo sebagai obat bronchitis dan asma sejak ribuan tahun yang lalu. Pohon Ginkgo biloba berukuran besar, dapat mencapai tinggi
30 meter. Daunnya melebar seperti kipas dengan belahan yang seolah-olah membagi daun menjadi dua bagian.
Tumbuhan Ginkgo berumah dua, yaitu serbuk sari dan bakal biji dihasilkan oleh dua tumbuhan. Biji yang dihasilkan sebesar kelereng, keras, berwarna kekuningan, dan berbau
tidak enak.
divisi Pinophyta
Pinophyta merupakan kelompok tumbuhan konifer (berdaun jarum), semuanya mempunyai habitus sebagai semak dan pohon. Kelompok ini terdiri dari sekitar
550 spesies yang diklasifikasikan menjadi tujuh famili, yang paling terkenal adalah Pinaceae (kelompok tumbuhan pinus). Pinophyta mempunyai dua jenis strobilus yang
berbentuk kerucut, yaitu strobilus jantan menghasilkan serbuk sari dan strobilus betina menghasilkan bakal biji.
Strobilus jantan berbentuk tunggal atau merupakan kumpulan beberapa strobilus, mula-mula berukuran kecil, kemudian mekar selama beberapa hari dan segera layu dan gugur setelah serbuk sari tersebar. Strobilus betina berkayu, ukurannya bervariasi dari 1 cm hingga 60 cm. Pada genus Juniperus dan Taxus, strobilus betina mengalami modifikasi
hingga menyerupai buah buni. Beberapa tumbuhan konifer berumah satu, namun banyak pula yang berumah dua.
Tumbuhan konifer dimanfaatkan sebagai tanaman hias, penghasil resin, sumber bahan bangunan, bahan baku kertas, batang korek api, dan lain-lain. Contoh: Pinus mercusii
(pinus), Cupressus, Auraucaria, Agathis alba (damar), Abies balsama (balsam), Sequoia, Juniperus, dan Taxus.
Divisi Gnetophyta
Kelompok tumbuhan Gnetophyta mempunyai strobilus jantan yang tersusun majemuk, daun-daun berhadapan atau berlingkar, dan tidak mempunyai saluran resin. Gnetophyta
terdiri dari dua kelas yaitu Ephedraceae dan Gnetaceae.
Ephedraceae merupakan semak dengan tinggi sekitar 2 meter yang tumbuh tegak, menjalar, atau merambat dengan percabangan yang banyak. Kebanyakan hidup di
daerah tropis dan subtropis di belahan bumi utara, umumnya ditanam sebagai tanaman hias.
Contoh Ephedra sp dan Welwitschia sp. Gnetaceae mempunyai anggota satu genus
saja yaitu Gnetum yang jenis-jenisnya banyak ditemukan di Indonesia. Ciri khas Gnetaceae adalah tumbuhan berumah dua, strobilus jantan dan betina tersusun berlingkar dalam bentuk bulir. Benang sari tersusun dalam spiral, jumlahnya banyak, dan terdapat di bawah lingkaran bakal biji yang mandul. Strobilus betina mempunyai bakal biji tersusun
dalam lingkaran, bakal biji yang fertil dibungkus oleh dua lapis integumen. Contoh Gnetum gnemon (melinjo), G. latifolium, G. macrostachium, dan G. cuspidatum.

Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)
Semua tumbuhan berbiji tertutup termasuk dalam divisi Magnoliophyta. Bakal biji tumbuhan Angiospermae terletak di dalam daun buah, sehingga tidak kelihatan dari luar. Tumbuhan yang sering Kita temui saat ini sebagian besar termasuk dalam Angiospermae yang meliputi sekitar 235.000 spesies tumbuhan berbunga. Sebagian besar makanan yang Kita konsumsi juga berasal dari tumbuhan ini yang dapat berupa akar misalnya wortel, kangkung, bit, buah-buahan seperti apel, mangga, pisang, pepaya, serta biji-bijian dari kelompok tumbuhan Leguminosae dan Graminae.
Divisi Magnoliophyta dibagi menjadi dua kelas berdasarkan jumlah kotiledonnya, yaitu Liliopsida (monokotil) dan Magnoliopsida (dikotil).

Liliopsida meliputi sekitar 65.000 spesies, termasuk di dalamnya tumbuhan padi-padian, anggrek, palem, bambu dan lain-lain. Daun, batang, bunga dan akarnya bersifat spesifik. Sebagian besar Liliopsida memiliki pertulangan daun sejajar, batang dengan berkas pembuluh tersebar, bagian bunga bunga berjumlah 3 atau kelipatannya, dan memiliki akar
serabut.
Ciri-ciri tumbuhan Magnoliopsida (dikotil) adalah memiliki 2 kotiledon pada biji, tulang daun menjari, berkas pembuluh pada batang tersusun melingkar, daun mahkota bunga 4, 5 atau kelipatannya, dan memiliki sistem perakaran tunggang.

Magnoliopsida
Tumbuhan Magnoliopsida berakar tunggang dan tulang daunnya menyirip atau menjari. Batang bercabang-cabang, berkambium, tidak beruas-ruas, bagian bunga berjumlah
2, 4, 5, atau kelipatannya. Magnoliopsida merupakan tumbuhan dikotil yang memiliki biji berkeping dua.
Beberapa familia dari Magnoliopsida adalah sebagai berikut.
1) Magnoliaceae
Beranggotakan jenis-jenis yang relatif primitif, yang mampu bertahan hidup dari zaman dahulu. Beranggotakan sekitar 100 spesies dalam 10 genus.
Beberapa jenis dipelihara sebagai tanaman hias, contoh Magnolia grandiflora (cempaka putih), Michelia champaca (cempaka kuning-jingga), Michelia figo, dan Liridendron.
2) Cruciferae
Tumbuhan familia ini beranggotakan sekitar 300 jenis yang tersebar luas di seluruh dunia, merupakan herba semusim, dua musim, atau tahunan. Banyak ditanam sebagai tanaman hias, sayuran, dan obat. Contoh: Brassica oleracea (kubis), Brasica rugosa (sawi), Raphanus sativus (lobak), Iberis umbellate (tanaman hias), Nasturtium indicum (tempuyung untuk bahan obat), dan Nasturtium officinalis (selada air).
3) Compositae
Compositae merupakan familia terbesar dari tumbuhan bunga, yaitu memiliki sekitar 20.000 jenis yang kebanyakan berupa herba semusim atau tahunan. Bunganya kecil
dan sangat rapat, berkelompok membentuk kepala yang padat. Mungkin Kita akan mengira sebagai bunga tunggal. Contoh Ageratum conyzoides (babandotan), Lactuca
sativa
(selada), Sonchus arvensis, Chrysanthemum (krisan), berbagai tanaman hias bunga seperti dahlia, aster, gerbera, dan Zinnia sp. (kembang kertas).
4) Leguminosae
Familia Leguminosae merupakan salah satu familia yang terbesar, mencakup 500 genus dan lebih dari 12.000 jenis. Tumbuhan ini dapat berupa herba, semak, liana, dan pohon yang hidup di berbagi lingkungan. Ciri khasnya adalah mempunyai bunga yang berbentuk kupu-kupu dan buahnya berbentuk polong sehingga sering disebut tumbuhan polong-polongan. Umumnya ditanam sebagai sumber pangan, tanaman hias, sumber kayu, dan ada yang dimanfaatkan kandungan biji atau resinnya.
Beberapa jenis hidup sebagai gulma. Contoh: Caesalpinia pulcherrima (kembang merak), Bauhinia purpurea, Calliandra brevipes (kaliandra), Casia alata, Leucanea glauca (kemlandingan), Parkia spesiosa (petai), Tamarindus indica (asam), Phaseolus radiatus (kacang hijau), Arachis hypogaea (kacang tanah), dan Glycine max (kedelai).
5) Solanaceae
Familia ini beranggotakan sekitar 2.000 jenis, ada yang berupa pohon, perdu, dan herba. Bunganya berbentuk terompet, banyak di antaranya merupakan tanaman budidaya yang penting. Contoh: Solanum tuberosum (kentang), Lycopersicon esculentum (tomat), Capsicum frutescens (cabe), Nicotiana tabacum (tembakau), Datura fastuosa (kecubung), dan Atropa belladonna (akar dan daunnya bahan obat atropin.
6) Rosaceae
Terdiri dari sekitar 300 jenis. Struktur bunganya sangat beragam, memiliki kelopak dan mahkota berjumlah lima dengan banyak sekali benang sari. Semua bagian bunga menempel pada tepi tabung bunga. Banyak ditanam untuk menghasilkan buah dan sebagai tanaman hias.
Contoh Rosa hybrida (mawar), Malus sylvestris (apel), Fragraria chilensis (arbei), Prunus armeniaca (apricot), Prunus persica (peach), Prunus amygdalus (almond), Pyrus communis (pir), dan berbagai jenis Rubus.

Liliopsida
Kelompok tumbuhan Liliopsida mempunyai akar serabut dan tulang daunnya sejajar atau melengkung. Batangnya tidak berkambium, tidak bercabang-cabang, tetapi beruas-ruas.
Bagian bunga berjumlah tiga atau kelipatannya. Semua Liliopsida merupakan tumbuhan monokotil yang memiliki biji berkeping satu, mencakup sekitar 50.000 jenis yang
dikelompokkan menjadi 40 famili. Beberapa jenis mempunyai habitus pohon, namun kebanyakan berupa herba semusim atau tahunan. Batangnya bercabang sedikit
atau tidak sama sekali. Daunnya memiliki pelepah pada pangkalnya, kebanyakan berupa daun tunggal dengan tulang daun yang sejajar atau melengkung. Jaringan pembuluh tersusun dalam berkas yang tersebar dalam jaringan empulur. Batangnya tidak mempunyai kambium sehingga hanya terjadi pertumbuhan oleh jaringan primer.
Bunga Liliopsida mempunyai bagian bunga dengan jumlah kelipatan 3.
1) Liliaceae
Terdiri dari sekitar 3.000 jenis. Bunganya terdiri dari enam bagian hiasan bunga. Contohnya adalah Lilium longiflorum (bunga leli), Asparagus officinalis (asparagus),
Gloriosa superba (kembang sungsang), Tulipa sylvestris (bunga tulip), Allium cepa (bawang merah), Allium sativum (bawang putih), dan Agave sisalana (tanaman sisal, menghasilkan serat).
2) Palmae
Terdapat ribuan jenis yang menjadi tanaman penting bagi umat manusia. Kebanyakan hidup berupa pohon di daerah tropis dan subtropis. Tumbuhan palma merupakan sumber makanan (contoh kelapa atau Cocos nucifera, kurma atau Phoenix), sumber kayu, serat untuk pakaian, daun untuk atap rumah, penghasil minyak, malam, tepung sagu, sebagai tanaman hias, dan lainnya..
3) Gramineae
Tercatat sekitar 7.000 jenis yang tersebar di seluruh bagian Bumi dan tumbuh di berbagai macam iklim dari daerah tropis hingga kutub. Banyak dari Gramineae yang berkayu (misalnya bambu), namun sebagian besar merupakan herba semusim atau tahunan. Daunnya sempit memanjang, pangkal daun membungkus batang, dan sering kali batangnya berongga dan beruas-ruas.
Bunga Gramineae sangat kecil dan bergerombol dalam bulir.
4) Orchidaceae
Familia ini sangat besar, meliputi sekitar 17.500 jenis yang sangat beragam, namun semuanya merupakan herba tahunan yang tersebar di daerah tropis dan subtropis.
Ada yang tumbuh sebagai epifit dan ada yang hidup di tanah, beberapa jenis merupakan parasit karena tidak mempunyai klorofil. Banyak jenis tumbuhan ini yang dibudidayakan sebagai pewangi (misalnya vanili), namun kebanyakan ditanam sebagai tanaman hias.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Klasifikasi Dunia Hewan ( Kingdom Animalia )

Kingdom Animalia meliputi berbagai jenis hewan yang mempunyai ciri, bentuk, ukuran, dan struktur tubuh yang sangat beragam. Hewan mempun...