Fungi
meliputi semua istilah yang umum dikenal dengan sebutan
jamur, kulat, kapang dan lain sebagainya ( setiap daerah di Indonesia bisa
menyebut dengan nama yang berbeda) merupakan salah satu Kingdom dalam klasifikasi makhluk hidup.
CIRI-CIRI UMUM FUNGI :
Ciri-ciri umum kingdom Fungi:
1) Eukariotik.
2) Uniselular dan multiselular.
3) Heterotrof.
4) Tidak berklorofil.
5) Dinding sel tersusun atas kitin.
6) Penghasil spora.
7) Tubuh bertalus.
8) Hidup di daerah lembap/mengandung zat organik.
Ciri-ciri di atas menggambarkan bahwa kingdom Fungi lebih dekat dengan kingdom Animalia ketimbang kingdom Plantae, ciri yang membedakannya adalah:
1) Animalia melakukan sistem pencernaan secara mekanik dan kimiawi (ingesti dan digesti).
2) Fungi melakukan sistem pencernaan secara kimiawi saja (digesti).
Ciri-ciri umum kingdom Fungi:
1) Eukariotik.
2) Uniselular dan multiselular.
3) Heterotrof.
4) Tidak berklorofil.
5) Dinding sel tersusun atas kitin.
6) Penghasil spora.
7) Tubuh bertalus.
8) Hidup di daerah lembap/mengandung zat organik.
Ciri-ciri di atas menggambarkan bahwa kingdom Fungi lebih dekat dengan kingdom Animalia ketimbang kingdom Plantae, ciri yang membedakannya adalah:
1) Animalia melakukan sistem pencernaan secara mekanik dan kimiawi (ingesti dan digesti).
2) Fungi melakukan sistem pencernaan secara kimiawi saja (digesti).
BENTUK-BENTUK
FUNGI
Berdasarkan bentuk tubuhnya, fungi dibedakan menjadi:
1) Khamir (yeast), yaitu fungi uniseluler, dikenal sebagai ragi. Contoh: Saccharomyces.
Berdasarkan bentuk tubuhnya, fungi dibedakan menjadi:
1) Khamir (yeast), yaitu fungi uniseluler, dikenal sebagai ragi. Contoh: Saccharomyces.
2) Kapang (mold), yaitu fungi multiseluler yang berbentuk benang/filamen. Contoh: Rhizopus oryzae (pembuat tempe), Aspergillus wentii (pembuat kecap).
3) Cendawan (mushroom), yaitu fungi multiseluler yang berbentuk tubuh buah (fruiting body).
Tubuh buah dapat berbentuk:
a. Payung, contohnya Lentinus edodes (jamur hioko/shitake).
b. Kuping, contohnya Auricularia
polytricha (jamur kuping).
c. Setengah lingkaran, contohnya Ganoderma applanatum.
d. Bulat, contohnya Volvariella volvacea
(jamur merang).
CARA
HIDUP FUNGI
Fungi mendapatkan zat anorganik dari lingkungannya, dengan menguraikan zat organic komplek dengan enzim (kimiawi).
Fungi umumnya hidup di daerah yang lembap dan mengandung zat organik secara kosmopolitan.
Cara hidup Fungi antara lain:
1) Saprofit, yaitu mengambil zat organik dari sisa-sisa organisme mati, biasanya merupakan dekomposer.
2) Parasit, yaitu mengambil zat organik dari organisme hidup lain yang merugikan inang.
3) Simbiosis mutual, yaitu mengambil zat organik dari organisme hidup lain yang saling menguntungkan.
Dalam melakukan simbiosis mutual dengan organisme lain, Fungi dapat membentuk lumut kerak dan mikoriza.
1) Lumut kerak (Lichens)
Lumut kerak (Lichens) merupakan hasil simbiosis dari:
a. Jamur mikobion (Ascomycota atau Basidiomycota), dengan
b. Alga fikobion (Chlorophyta atau Cyanobacteria).
Lumut kerak memiliki soredium, yang merupakan ganggang yang diselubungi hifa jamur, dan menghasilkan spora berupa soredia.
Lumut kerak dianggap sebagai perintis dalam suksesi primer. Habitatnya terdapat di pohon, batu, atau tanah.
Fungi mendapatkan zat anorganik dari lingkungannya, dengan menguraikan zat organic komplek dengan enzim (kimiawi).
Fungi umumnya hidup di daerah yang lembap dan mengandung zat organik secara kosmopolitan.
Cara hidup Fungi antara lain:
1) Saprofit, yaitu mengambil zat organik dari sisa-sisa organisme mati, biasanya merupakan dekomposer.
2) Parasit, yaitu mengambil zat organik dari organisme hidup lain yang merugikan inang.
3) Simbiosis mutual, yaitu mengambil zat organik dari organisme hidup lain yang saling menguntungkan.
Dalam melakukan simbiosis mutual dengan organisme lain, Fungi dapat membentuk lumut kerak dan mikoriza.
1) Lumut kerak (Lichens)
Lumut kerak (Lichens) merupakan hasil simbiosis dari:
a. Jamur mikobion (Ascomycota atau Basidiomycota), dengan
b. Alga fikobion (Chlorophyta atau Cyanobacteria).
Lumut kerak memiliki soredium, yang merupakan ganggang yang diselubungi hifa jamur, dan menghasilkan spora berupa soredia.
Lumut kerak dianggap sebagai perintis dalam suksesi primer. Habitatnya terdapat di pohon, batu, atau tanah.
Bentuk-bentuk
lumut
kerak:
a. Krustos, bentuknya seperti bercak/kerakpada pohon.
b. Folios, bentuknya seperti daun pada bebatuan.
c. Frutikos, bentuknya seperti serabut/jenggot/semak.
Lumut kerak juga dianggap sebagai indikator kebersihan udara suatu tempat, makin banyak lumut kerak (terutama jenis frutikos), maka udaranya makin bersih.
2) Mikoriza
a. Krustos, bentuknya seperti bercak/kerakpada pohon.
b. Folios, bentuknya seperti daun pada bebatuan.
c. Frutikos, bentuknya seperti serabut/jenggot/semak.
Lumut kerak juga dianggap sebagai indikator kebersihan udara suatu tempat, makin banyak lumut kerak (terutama jenis frutikos), maka udaranya makin bersih.
2) Mikoriza
Mikoriza
merupakan
hasil dari simbiosis dari jamur
dengan akar tumbuhan.
Mekanisme simbiosis mikoriza:
a. Jamur mendapat asam amino dan glukosa dari tumbuhan, dan menyediakan air dan mineral bagi tumbuhan, menyediakan hormone pertumbuhan bagi tumbuhan, dan melindungi akar tumbuhan dari infeksi.
b. Tumbuhan memberikan hasil fotosintesis dan mendapat air dan mineral yang disediakan jamur.
Mikoriza terdiri dari dua jenis, yaitu:
a. Ektomikoriza, yaitu hifa jamur menyelubungi akar tumbuhan, sehingga memperluas bidang penyerapan.
b. Endomikoriza, yaitu hifa jamur masuk ke dalam jaringan korteks, sehingga hifanya tidak terlihat
Mekanisme simbiosis mikoriza:
a. Jamur mendapat asam amino dan glukosa dari tumbuhan, dan menyediakan air dan mineral bagi tumbuhan, menyediakan hormone pertumbuhan bagi tumbuhan, dan melindungi akar tumbuhan dari infeksi.
b. Tumbuhan memberikan hasil fotosintesis dan mendapat air dan mineral yang disediakan jamur.
Mikoriza terdiri dari dua jenis, yaitu:
a. Ektomikoriza, yaitu hifa jamur menyelubungi akar tumbuhan, sehingga memperluas bidang penyerapan.
b. Endomikoriza, yaitu hifa jamur masuk ke dalam jaringan korteks, sehingga hifanya tidak terlihat
KLASIFIKASI
DAN REPRODUKSI FUNGI
Tubuh Fungi dalam bentuk vegetatif tersusun atas filamen yang disebut hifa. Hifa kemudian membentuk jaring-jaring benang yang disebut miselium.
Macam-macam hifa:
1) Hifa bersepta, yaitu hifa-hifa terpisah oleh sekat antar bagian selnya, tetapi tetap terdapat celah untuk perpindahan molekul. Hifa jenis ini terdapat pada divisi Ascomycota dan Basidiomycota
Tubuh Fungi dalam bentuk vegetatif tersusun atas filamen yang disebut hifa. Hifa kemudian membentuk jaring-jaring benang yang disebut miselium.
Macam-macam hifa:
1) Hifa bersepta, yaitu hifa-hifa terpisah oleh sekat antar bagian selnya, tetapi tetap terdapat celah untuk perpindahan molekul. Hifa jenis ini terdapat pada divisi Ascomycota dan Basidiomycota
2) Hifa senositik (coenocytic),
yaitu hifa-hifa tidak terpisah oleh sekat antar bagian selnya, sehingga menjadi
satu badan sitoplasma yang terdiri dari banyak sel. Hifa jenis ini terdapat pada divisi Zygomycota.
Fungi menghasilkan spora untuk reproduksi, dapat dilakukan secara aseksual
maupun seksual. Fungi berasal dari nenek moyang yang merupakan jamur
primitif yang tergolong Divisi Chytridiomycota.
Klasifikasi divisi Fungi didasarkan atas perbedaan spora aseksual dan seksualnya.
Klasifikasi divisi Fungi didasarkan atas perbedaan spora aseksual dan seksualnya.
Divisi
|
Spora
aseksual |
Spora
seksual |
Zygomycota
|
sporangiospora
|
zigospora
|
Ascomycota
|
konidiospora
|
askospora
|
Basidiomycota
|
konidiospora
|
basidiospora
|
Deuteromycota
|
sporangio
spora atau konidiospora |
tidak
diketahui |
Spora aseksual Fungi terdiri dari sporangiospora dan konidiospora.
Struktur tubuh vegetatif Fungi terdiri dari:
1) Sporangiospora/aplanospora
Struktur tubuh vegetatif/aseksual ini memiliki hifa senositik dan dimiliki oleh divisi Zygomycota.
Struktur tubuh:
a. Rhizoid, bentuk hifa yang menyerupai akar, digunakan untuk menembus subtrat dan menyerap makanan.
b. Stolon, bentuk hifa yang berada di permukaan substrat.
c. Sporangiofor, bentuk hifa berupa tangkai, terdapat sporangium di ujungnya.
d. Sporangium (columella), adalah kotak tempat spora aseksual dimatangkan.
e. Sporangiospora (aplanospora), merupakan spora aseksual Zygomycota.
Contoh Fungi dengan sporangiospora:
· Rhizopus oryzae (pembuatan tempe)
· Mucor javanicus (pembuatan tape)
· Rhizopus stolonifer (pada roti basi)
2) Konidiospora
Struktur tubuh vegetatif/aseksual ini memiliki hifa bersepta dan dimiliki oleh divisi Ascomycota dan Basidiomycota.
Pada Ascomycota, dinding sel terdiri dari zat tambahan berupa glukan dan selulosa.
Pada Basidiomycota, ciri yang membedakan adalah ukurannya yang besar dan berbentuk tubuh buah.
Pada fungi uniseluler (khamir), spora yang dibentuk berupa blastospora yang merupakan pseudohifa.
Struktur tubuh:
a. Rhizoid
b. Stolon
c. Konidiofor, bentuk hifa berupa tangkai, terdapat konidia di ujungnya.
d. Konidia, adalah kotak tempat spora aseksual dimatangkan.
e. Konidiospora, merupakan spora aseksual Ascomycota & Basidiomycota.
Macam-macam susunan konidia:
a. Sederhana, konidia hanya berada pada satu konidiofor. Contoh: Geotrichium sp.
b. Bercabang, konidia berada di cabangcabang konidiofor. Contoh: Trichoderma sp, Penicillum sp
Struktur tubuh vegetatif Fungi terdiri dari:
1) Sporangiospora/aplanospora
Struktur tubuh vegetatif/aseksual ini memiliki hifa senositik dan dimiliki oleh divisi Zygomycota.
Struktur tubuh:
a. Rhizoid, bentuk hifa yang menyerupai akar, digunakan untuk menembus subtrat dan menyerap makanan.
b. Stolon, bentuk hifa yang berada di permukaan substrat.
c. Sporangiofor, bentuk hifa berupa tangkai, terdapat sporangium di ujungnya.
d. Sporangium (columella), adalah kotak tempat spora aseksual dimatangkan.
e. Sporangiospora (aplanospora), merupakan spora aseksual Zygomycota.
Contoh Fungi dengan sporangiospora:
· Rhizopus oryzae (pembuatan tempe)
· Mucor javanicus (pembuatan tape)
· Rhizopus stolonifer (pada roti basi)
2) Konidiospora
Struktur tubuh vegetatif/aseksual ini memiliki hifa bersepta dan dimiliki oleh divisi Ascomycota dan Basidiomycota.
Pada Ascomycota, dinding sel terdiri dari zat tambahan berupa glukan dan selulosa.
Pada Basidiomycota, ciri yang membedakan adalah ukurannya yang besar dan berbentuk tubuh buah.
Pada fungi uniseluler (khamir), spora yang dibentuk berupa blastospora yang merupakan pseudohifa.
Struktur tubuh:
a. Rhizoid
b. Stolon
c. Konidiofor, bentuk hifa berupa tangkai, terdapat konidia di ujungnya.
d. Konidia, adalah kotak tempat spora aseksual dimatangkan.
e. Konidiospora, merupakan spora aseksual Ascomycota & Basidiomycota.
Macam-macam susunan konidia:
a. Sederhana, konidia hanya berada pada satu konidiofor. Contoh: Geotrichium sp.
b. Bercabang, konidia berada di cabangcabang konidiofor. Contoh: Trichoderma sp, Penicillum sp
c.
koremium, konidia berkumpul membentuk agregat pada ujung konidiofor yang
memanjang
konodiofor yang memanjang.
Contoh: Aspergillus
sp.
d. Pycnidium, konidia berada pada konidiofor yang berbentuk botol/labu yang dilengkapi ostium dan dinding pycnidial. Contoh: Phoma sp.
e. Aservulus, konidia berada pada konidiofor yang mendatar. Contoh: Colletotrichum sp.
f. Sporodochium, konidia berada pada konidiofor yang menggunung. Contoh: Epicoccum sp.
Contoh Fungi dengan konidiospora:
Ascomycota
· Saccharomyces cerevisiae (pembuatan roti dan alkohol)
· Saccharomyces ellipsoideus (pembuatan minuman anggur)
· Aspergillus sojae (pembuatan kecap)
· Penicillium notatum (penghasil antibiotik)
Basidiomycota
· Auricularia polytricha (jamur kuping)
· Pleurotes (jamur kayu)
· Lentinus edodes (jamur shitake)
· Volvariella volvacea (jamur merang)
Deuteromycota adalah divisi dari kingdom Fungi yang digunakan untuk mengklasifikasikan jamur yang tidak termasuk ke dalam divisi lainnya, karena spora seksualnya belum diketahui.
Deuteromycota disebut juga jamur tidak sempurna (fungi imperfecti).
Contoh fungi Deuteromycota:
· Microsporum
· Trichophytan dan Epidermophyton (kurap)
· Tinea versicolor (panu)
· Epidermophyton floocosum (penyakit kaki atlet)
· Monilia sitophyla (pembuat oncom)
Namun setelah diketahui bahwa jamur ini bereproduksi dengan askospora, ia dipindah ke Divisi Ascomycota, dan namanya menjadi Neurospora crassa.
Proses reproduksi aseksual Fungi secara umum:
1) Kotak spora yang berisi spora matang akan pecah dan menyebarkan spora.
2) Spora yang jatuh di tempat yang tepat berkembang menjadi hifa jamur vegetatif.
3) Hifa kemudian membentuk miselium dan membentuksporangiofor /konidiofor.
4) Sporangiofor/konidiofor kemudian membentuk kotak spora dan menghasilkan spora kembali.
Reproduksi seksual Fungi terdiri dari tiga jenis spora:
1) Zigospora, spora seksual Zygomycota.
2) Askospora, spora seksual Ascomycota.
3) Basidiospora, spora seksual Basidiomycota
d. Pycnidium, konidia berada pada konidiofor yang berbentuk botol/labu yang dilengkapi ostium dan dinding pycnidial. Contoh: Phoma sp.
e. Aservulus, konidia berada pada konidiofor yang mendatar. Contoh: Colletotrichum sp.
f. Sporodochium, konidia berada pada konidiofor yang menggunung. Contoh: Epicoccum sp.
Contoh Fungi dengan konidiospora:
Ascomycota
· Saccharomyces cerevisiae (pembuatan roti dan alkohol)
· Saccharomyces ellipsoideus (pembuatan minuman anggur)
· Aspergillus sojae (pembuatan kecap)
· Penicillium notatum (penghasil antibiotik)
Basidiomycota
· Auricularia polytricha (jamur kuping)
· Pleurotes (jamur kayu)
· Lentinus edodes (jamur shitake)
· Volvariella volvacea (jamur merang)
Deuteromycota adalah divisi dari kingdom Fungi yang digunakan untuk mengklasifikasikan jamur yang tidak termasuk ke dalam divisi lainnya, karena spora seksualnya belum diketahui.
Deuteromycota disebut juga jamur tidak sempurna (fungi imperfecti).
Contoh fungi Deuteromycota:
· Microsporum
· Trichophytan dan Epidermophyton (kurap)
· Tinea versicolor (panu)
· Epidermophyton floocosum (penyakit kaki atlet)
· Monilia sitophyla (pembuat oncom)
Namun setelah diketahui bahwa jamur ini bereproduksi dengan askospora, ia dipindah ke Divisi Ascomycota, dan namanya menjadi Neurospora crassa.
Proses reproduksi aseksual Fungi secara umum:
1) Kotak spora yang berisi spora matang akan pecah dan menyebarkan spora.
2) Spora yang jatuh di tempat yang tepat berkembang menjadi hifa jamur vegetatif.
3) Hifa kemudian membentuk miselium dan membentuksporangiofor /konidiofor.
4) Sporangiofor/konidiofor kemudian membentuk kotak spora dan menghasilkan spora kembali.
Reproduksi seksual Fungi terdiri dari tiga jenis spora:
1) Zigospora, spora seksual Zygomycota.
2) Askospora, spora seksual Ascomycota.
3) Basidiospora, spora seksual Basidiomycota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar